Oleh: ilmyaku | Maret 19, 2010

Survei GPS Untuk Pemantauan Land Subsidence di Wilayah Terdampak Lumpur Sidoarjo

1.Pendahuluan
Lumpur Sidoarjo adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak tanggal 27 Mei 2006. Semburan lumpur panas yang telah berlangsung selama hamper 4 tahun ini menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta mempengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Mekanisasi dari kejadian ini sampai sekarang masih kontradiktif antara kelalaian manusia dan gejala alam. Sampai kapan luapan lumpur akan terjadi masih menjadi tanda tanya.

Image and video hosting by TinyPic

2.Fenomena Land Subsidence di Porong Sidoarjo
Land subsidence didefinisikan sebagai penurunan muka tanah sebagai fungsi dari waktu yang diakibatkan oleh banyak faktor, seperti pengambilan air tanah yang berlebihan (groundwater over exploitation), keluarnya gas dan lumpur secara massive dari dalam tanah ke permukaan, penurunan karena beban bangunan, penurunan karena adanya konsolidasi alamiah dari lapisan-lapisan tanah, serta penurunan karena gaya-gaya tektonik. Land subsidence atau penurunan tanah telah di deteksi terjadi di Porong Sidoarjo. Seperti diketahui di daerah Porong Sidoarjo, tepatnya di daerah eksplorasi migas yang dikelola PT Lapindo, telah terjadi luapan lumpur panas dari bawah permukaan dengan volume yang besar dan terus berlangsung sampai saat ini. Efek dari keluarnya gas dan lumpur tersebut, seperti telah dijelaskan diatas berdampak bagi terjadinya land subsidence.
Image and video hosting by TinyPic

3.Teknik Pemantauan Land Subsidence di Porong Sidoarjo Dengan GPS
GPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang berbasiskan pada pengamatan satelit-satelit Global Positioning System [Abidin, 2000; Hofmann-Wellenhof et al., 1997]. Prinsip studi penurunah tanah dengan metode survei GPS yaitu dengan menempatkan beberapa titik pantau di beberapa lokasi yang dipilih, secara periodik atau kontinyu untuk ditentukan koordinatnya secara teliti dengan menggunakan metode survei GPS. Dengan mempelajari pola dan kecepatan perubahan koordinat dari titik-titik tersebut dari survei yang satu ke survei berikutnya atau hasil data kontinyu, maka karakteristik penurunan tanah (land subsidence) akan dapat dihitung dan dipelajari lebih lanjut.
Gambar di bawah ini merupakan perangkat receiver GPS yang dipasang di beberapa titik pengamatan. Titik-titik tersebut merepresentasikan penurunan tanah karena titik-titik tersebut berada di daerah yang diduga mengalami penurunan tanah.
Image and video hosting by TinyPic

4.Data dan Informasi Hasil Pengamatan Dengan GPS
Menurut catatan terakhir daerah yang mengalami land subsidence secara signifikan di sekitar wilayah Porong telah mencapai radius sekitar 3 kilometer persegi dari pusat semburan lumpur panas. Rumah-rumah di sekitar jalan raya Porong banyak yang mengalami retak retak sebagai konsekuensi dari land subsidence. Belum dapat dipastikan kapan land subsidence akan berhenti seperti halnya lumpur panas yang terus muncul ke permukaan.
Dari pengamatan GPS diperoleh data pola dan kecepatan perubahan koordinat dari titik-titik yang diamati. Dari hasil pengolahan data survey GPS diperoleh informasi mengenai adanya penurunan tanah di wilayah Porong, dimana daerah di sekitar pusat semburan merupakan wilayah yang cukup signifikan terjadi penurunan tanah. Informasi dari nilai atau besaran land subsidence sebaiknya diketahui setiap waktu.  Hal ini akan bermanfaat dalam hal pembangunan infrastruktur di sekitar wilayah semburan lumpur panas Lapindo Porong Sidoarjo.  Sebagai contoh informasi land subsidence dapat digunakan sebagai dasar penempatan jalur baru pipa Pertamina, kemudian juga dapat dijadikan acuan dalam merancang jalur kereta api yang baru atau jalur jalan TOL yang baru.


Tanggapan

  1. kk bisa dijelasin ga prinsip kerja gps kek gmana? tq

  2. totlg jlasin ttg gps kinematik dunk… ga ngerti neh…

  3. mau nanya kalo lumpur lapindo memang bencana alam kenapa lumpur itu hanya keluar tepat di daerah pengeboran PT. lapindo saja?
    kenapa di jakarta tidak terkena dampaknya padahal lapisan tanahnya lebih rendah di jakarta?dan banyak ilmuwan/pendapat yg bilang kalo meluapnya lumpur lapindo akibat terjadinya gempa yg ada di yogya juga ?
    terima kasih tolong responnya ya !

  4. menurut informasi yang saya dengar dari salah satu dosen di kampus..
    sampai saat ini masi menjadi perdebatan apakah lapindo merupakan bencana alam atau karena pengeboran PT Lapindo, karena itu pula proses ganti rugi berjalan lambat, jika terbukti hal itu bencana alam maka pihak lapindo tidak perlu mengganti rugi..
    mengenai gempa di jogja coba dibaca http://amanahrakyat.wordpress.com/2010/08/02/membuka-teka-teki-penyebab-semburan-lumpur-lapindo/
    hehehe..maaf kalau tidak menjawab, saya hanya merespon 😀


Tinggalkan komentar

Kategori